Oi Crisis Center (OCC) menerjunkan tim pengarung dalam ikut serta melakukan Misi Ekspedisi Bengawan Solo (MEBS) 2022.Sejumlah relawan OCC yang berpartisipasi, bukan hanya berasal dari Unit Pelaksana Wilayah (UPW) di Jawa Tengah seperti Cilacap, Brebes, Pekalongan, Pati, Magelang, Sukoharjo, Karanganyar, Solo dan Demak. Akan tetapi, juga berasal dari Ponorogo, Jawa Timur dan Tangerang Selatan.
Ekspedisi sungai terpanjang di Pulau Jawa ini akan berlangsung selama 30 hari, dengan menempuh jarak sejauh 462 kilometer, melintasi 491 desa yang berada di 12 kota dan kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tim penjelajah diberangkatkan pada 14 Juli dari outlet atau pintu air Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. Perjalanan penjelajahan ditargetkan akan berakhir pada 14 Agustus 2022 di Desa Bedanten, Gresik, Jawa Timur.
Bersama tim pengarung dan aktivis penggiat lingkungan dari beragam organisasi maupun komunitas lainnya, OCC berkesempatan singgah di kompleks cagar budaya Pesanggrahan Langenharjo, Kabupaten Sukoharjo, yang merupakan bangunan bersejarah milik Keraton Kasunanan Surakarta.
Tak hanya singgah, mereka juga menggelar sarasehan tentang kebudayaan yang utamanya mengulas keberadaan pesanggrahan dan Bengawan Solo. Salah satu tokoh yang hadir sebagai narasumber yakni perwakilan dari Keraton Kasunanan Surakarta, GPH Suryo Wicaksono atau dikenal dengan Gusti Nino.
Putra Raja Paku Buwono XII itu juga menyertai para pengarung dan berada dalam satu perahu dengan tim OCC hingga sampai di Taman Sunan Jogo Kali, Pucangsawit, Kota Solo.
Dalam kesempatan mengantar Gusti Nino dari Pesanggrahan Langenharjo menuju ke stopping point ke dua ini, terpasang pada bagian depan perahu OCC replika kepala kapal Kyai Rajamala, sebuah kapal legendaris milik Keraton Kasunanan Surakarta yang dahulu pernah digunakan untuk berlayar ke wilayah timur Pulau Jawa pada masa pemerintahan Raja Paku Buwono IV hingga IX.
Di Taman Sunan Jogo Kali, tim ekspedisi pun melakukan serangkaian kegiatan. Selain penandatanganan spanduk dukungan untuk mengembalikan fungsi Bengawan Solo, mereka juga menyerahkan bibit pohon untuk warga di bantaran sungai. Secara simbolis, penyerahan bibit pohon serahkan kepada Koordinator Masyarakat Hulu Bengawan Solo, Danar Rahmanto.
"Kami dari Oi Crisis Center sebagai badan otonom dari Ormas Oi yang membidangi kebencanaan dan kemanusiaan, senang sekali bisa ikut berperan serta dalam Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini," ungkap Chaerudin selaku Official Tim OCC kepada wartawan, di sela kegiatan itu, Minggu (17/7/2022).
Chaerudin menjelaskan, dalam ekspedisi ini, awalnya OCC melibatkan diri sebagai team rescue sebagaimana tupoksi dari tim ini. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan, OCC akhirnya terlibat secara langsung untuk melakukan pengarungan bersama tim ekspedisi lainnya hingga misi pengarungan mencapai titik pemberhentian akhir.
"Harapannya, dengan keterlibatan OCC dalam misi ekspedisi ini, dapat memberi influence bagi teman - teman Oi. Selain itu, kita juga ikut mengajak masyarakat bantaran sungai agar memiliki kesadaran bersama, bahwa sungai bukan tempat sampah dan air adalah urat nadi kehidupan yang harus bermanfaat bagi seluruh makhluk di muka bumi ini," tandas pria yang akrab disapa Cing Udin ini.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Tim OCC dalam Misi Ekspedisi Bengawan Solo ini, Ageng Prayitno, mengatakan, tim OCC sendiri didukung dengan kekuatan 20 personel yang terbagi menjadi dua tim, yaitu tim dayung dan tim lintas darat.
"Bagi OCC, tugas adalah kehormatan. Maka, kami harus melakukan yang terbaik untuk ikut menyelesaikan misi ini. Ekspedisi Bengawan Solo bukan sekedar kegiatan pengarungan sungai, akan tetapi juga kesempatan bagi kami OCC pada khususnya, untuk ikut mendukung gerakan kepedulian dan pelestarian lingkungan, utamanya Bengawan Solo," ujar pria asal Cilacap, yang juga selaku Koordinator OCC Provinsi Jawa Tengah ini.
Sebagai informasi, Misi Ekspedisi Bengawan Solo (MEBS) 2022 ini diinisiasi oleh komunitas Stand Up Paddle Indonesia (SUP.ID) dan Yayasan Putra Nusantara.
Misi Ekspedisi Bengawan Solo (MEBS) 2022 merupakan aktivitas pengarungan yang di dalamnya juga dilakukan penelitian aspek lingkungan sosial, budaya dan potensi ekonomi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) utama Bengawan Solo. Penelitian melibatkan tim ahli yang terdiri dari gabungan akademisi lintas universitas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tak hanya menyajikan potret kondisi terkini sungai Bengawan Solo. Hasil akhir penelitian nantinya akan diberikan kepada pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk rekomendasi untuk terbentuknya Riverside Ecological Society.
(Pewarta : Kacuk Legowo)
COMMENTS