Nama Jipang kerap di lekatkan pada sosok Arya Penangsang, padahal jika menilik dari sejarah, keberadaan Jipang merupakan wilayah strategis di 3 zaman yang berbeda. Dalam catatan prasasti Canggu yang di tulis di era Raja Majapahit, Hayam Wuruk, nama Jipang masuk dalam Naditira Pradeca (desa yang melayani transportasi air) dan menjadi wanwa swatantra atau perdikan (kini: otonomi).
"Ini berarti Sang prabu Majapahit itu mewajibkan penduduk Desa Balun dan Desa Jipang menyeberangkan orang dan barang bawaannya secara gratis" ujar Sejarawan Cepu, Temmy Setiawan, dalam acara Sarasehan KolaborAksi Komunitas di Balai Desa Jipang, Selasa 26 Juli 2022
Jipang, lanjut Temmy, merupakan desa yang relatif tua yaitu tercatat di era Majapahit tahun 1358, jauh melewati abad sebelum Kadipaten Jipang era Arya Penangsang dan Jipang Panolan era Pangeran Benawa
Keterkaitan Dermaga Jipang dan Balun yang tercatat dimasa Majapahit ( Hayam Wuruk - Patih gajah Mada) merupakan hubungan akses tambang, dermaga 'perniagaan' dan penyeberangan.
"Dalam konteks religi, Dermaga Jipang merupakan pintu pelintasan para peziarah menuju : petilasan para raja, altar pemujaan, situs kerajaan masa lampau dimana penduduk Majapahit terbiasa melakukan perjalanan 'religi' melintas dan menyebrang dari timur ke barat dengan aturan kerajaan "tanpa dipungut biaya" tuturnya
Prabu Hayam Wuruk merupakan Raja yang sangat menghargai Leluhur masa lalu, dimana beliau mampu menyebarkan kekuasaan sampai seluruh Nusantara, dan begitu juga kegiatan keagamaan sangat aktif digalakkan dengan melakukan penghormatan pemujaan penguasa masa lalu
Pada tahun 1549 (dikisahkan oleh Babad Tanah Jawi) Jipang tercatat menjadi wilayah kerajaan ketika Arya Penangsang, (cucu Raden Patah) menduduki tahta di paska meninggalnya Sunan Prawoto, Arya Penangsang menjadi Penguasa Demak sebagai Sultan Demak V, ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Jipang. Periode ini dikenal dengan sebutan Demak Jipang (1549 - 1554).
Sementara itu, Kepala Desa Jipang, Ngadi mengakui dirinya sebagai putra asli Jipang sangat mengapresiasi misi Ekspedisi Bengawan Solo sebagai aksi untuk meluruskan sejarah, "Jika Jipang sudah ada sejak prasasti Canggu, di tarikh 1358, maka jauh sebelum itu, Desa Jipang ini telah ada, dan bisa dikatakan sebagai peradaban tua" ujarnya
Dermaga Jipang, yang di yakini menjadi pelabuhan sungai dalam prasasti Canggu itupun hingga kini tetap ada. Lokasinya tepat berada di timur petilasan Arya Penangsang saat ini.
Berdasarkan prasasti Canggu, Topinimi "Jipang, tetap tak berubah, namun sempat berganti nama Djipang (menggunakan ejaan lama) seperti yang tertera pada peta Belanda koleksi KITLV Leiden yang berjudul Batavia : Topographisch Bureau], terbitan tahun 1887
Perubahan lokasi pada peta dan alur sungai terlihat jelas ketika Tim Ekspedisi melakukan overlay dengan peta terkini. Tampak perubahan alur sungai berbelok sedikit ke tenggara, sehingga mengurangi wilayah administasi desa payaman saat ini. @tofan.ardi
COMMENTS