Mendengar Kata Cepu, tentu identik dengan sebuah wilayah yang kaya minyak. Seperti halnya dongeng / kisah sejak masa sekolah dasar, proses terbentuknya minyak bumi berasal dari jasad / fosil hewan, manusia dan tumbuhan yang terkubur di lapisan pasir dan bebatuan. Teori ini bisa jadi benar, sebab peradaban pra sejarah di masa lampau tentu tidak akan jauh dari bantaran sungai, terlebih sungai sebesar bengawan solo ini
Kisah Cepu dan Minyak tentu tak bisa dipisahkan, sebab nama kota Cepu ini baru muncul di akhir abad 19, ketika Andrian Stoop, insinyur asal Belanda menemukan sumur minyak bumi bermula dari Desa Ledok, Kecamatan Sambong atau sekitar 10 km dari Cepu.
Andrian Stoop melakukan penelitian minyak bumi di Jawa dan mendirikan De Dordtsche Petroleum Maatschappij di tahun 1887. Awal Januari 1893, ia melakukan lawatan dari Ngawi menuju Ngareng, Cepu (Plunturan=Panolan) yang merupakan kota kecil di tepi Bengawan Solo, di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Berbekal konsesi minyak yang ia tanda tangani 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh, ia akhrinya melakukan pengeboran di Sumur Ledok 1 di bor pada Juli 1893 yang merupakan sumur pertama di Cepu" ujar Temmy Setiawan, Sejarawan Cepu di Sarasehan Twin Town Bengawan Solo, Rabu 27 Juli 2022.
Tjepoe, lanjut Temmy, adalah sebuah singkatan yakni Tjentrale Exploration Petrolioem Oenited, inilah awal ekplorasi minyak di Ploentoeran, Cepu. Nama Ploentoeran ini juga berasal dari kata jawa, yang berarti aktifitas mengambil minyak dengan cara meletakkan kain di atas minyak bercampur air, lalu diambil dan diperas. Dimasukkan di dalam bak
Topinimi Tjepoe atau Cepu berarti bukan nama asli Nusantara, melainkan singkatan dari korporasi yang melakukan konsesi minyak di daerah sekitar Sungai Bengawan Solo.
Sejarah mencatat, Kilang minyak Cepu, merupakan kilang tertua ketiga yang ada di Indonesia. saat didirikan Kilang Cepu ditopang 6 lapangan minyak, di antaranya Lapangan Kawengan, Nglondo, Ledok, Semanggi, Tapen, dan Tambakrejo. De Dordtsche Petroleum Maatschappij mengolah lantas mengolah minyak mentah menggunakan proses destilasi atmosfer.
Sekitar awal tahun 1911, Kilang Tjepoe ini dibeli oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), anak perusahaan The Royal Dutch Shell atau De Koninklijke Shell. Diketahui De Koninklijke Shell merupakan gabungan perusahaan antara De Koninklijke dan Shell yang melebur pada 24 Februari 1907.
COMMENTS