BOJONEGORO – Alam selalu mewariskan aset berharga yang harus dijaga kelestariannya. Begitulah motivasi kami untuk menjaga dan merawat Sungai Bengawan Solo. Bagi kami, Bengawan Solo tak hanya soal cerita dan sejarah, tetapi juga sumber penghidupan kami di masa kini dan masa depan.
Karenanya, sebagai aksi nyata kami Pemerintah Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro beserta elemen masyarakat menyelenggarakan acara Pekan Budaya Desa Ngraho-Gayam 2022, dengan mengusung tema “Sumber Pangan Berkelanjutan dari Sungai Bengawan Solo”. Hal tersebut disampaikan Mohammad Kundori, salah satu pemrakarsa Pekan Budaya ini, Selasa (19/7/2022).
Menurutnya, beberapa kegiatan akan digelar diantaranya “Kirab Pangan dan Sarasehan Naditira Pradeca” untuk masyarakat sekitar sungai Bengawan Solo sebagai bentuk semangat merawat optimisme menjaga sungai Bengawan Solo tetap bersih dan ekologinya terjaga, terlebih Bengawan Solo memberikan sumber pangan penghidupan berkelanjutan.
Lanjut Mas Dori, biasa dipanggil, acara ini juga merupakan bentuk kolaborasi kami dengan MEBS (Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022) dari beberapa komunitas seperti Ademos, Yayasan Mannah, Saya Pejalan Bijak, Stand Up Paddle, Putra Nusantara, Blogger Bojonegoro, Bojonegoro Tempo Doeloe dan masih banyak lainnya.
“Panitia juga membuka ruang untuk para pemuda dan masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui “Riverside Camp” sajian penginapan di bantaran sungai Bengawan Solo sembari menikmati panggung seni tradisional dan juga “Community Meet Up” di Pasar Pagi Gerdu Laut yang akan terdapat rangkaian kegiatan seperti bazaar UMKM, dan beberapa pelatihan,” terangnya.
Sebagai informasi, Pekan Budaya Desa Ngraho-Gayam 2022 Kirab Pangan dan Sarasehan Naditira Pradeca akan berlangsung selama dua hari mulai Sabtu – Minggu, 30 – 31 Juli 2022 dari pukul 07.00 – selesai, bertempat di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro yang juga akan dimeriahkan oleh Karawitan Suko Laras SDN Dolokgede, Tambakrejo.
Diketahui, Naditira Pradeca adalah dokumentasi nama-nama desa yang melayani penyeberangan sepanjang Bengawan pada era kerajaan Majapahit dibawah Hayam Wuruk (1350 – 1389) dalam Prasasti Canggu atau Prasasti Trowulan.(shint/cipt/red).
Source : Kabarpasti
COMMENTS